Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Mei 2011

makalah bahasa indonesia


DAMPAK PENGGUNAAN  BAHASA GAUL DAN BAHASA ASING SERTA KURANG KESADARAN PADA DIRI SENDIRI  DALAM MENERAPKAN BAHASA INDONESIA DENGAN BAIK DAN BENAR





TUGAS INDIVIDU

MATAKULIAH : BAHASA INDONESIA


DISUSUN OLEH:
EDONG (08410348)
KELAS: SI / 6C





STEMIK WARNA A_1.jpg
 
















SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
WIDYA DHARMA
PONTIANAK
2011


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia-NYA kepada kita semua sehingga saya dapat menulis makalah singkat khususnya mata kuliah Bahasa Indonesa sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Namun sebagai pembelajaran dan agar menambah wawasan bagi saya selaku penulis,maka dari pada itu saya mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Eligia Wijaya, S.PD. selaku dosen  mata kuliah Bahasa Indonesia ini dan para dosen-dosen pembimbing lainnya yang senantiasa selalau memberikan arahan kepada saya terkait penulisan makalah ini. Tanpa bimbingan dari beliau mungkin saya tidak akan dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan ketentuaan yang berlaku. Kesalahan yang terdapat di dalam penulisan ini jelas ada, namun bukanlah hal yang di sengaja melaikan khilaf, dari kelemahan saya ini sudilah kiranya dapat dimaklumi.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah memberikan saran dan pengetahuannya kepada saya sehingga menambah hal baru bagi saya. Terutama saran dan pemikiran mereka kepada saya terkait tugas matakuliah Bahasa Indonesia ini.
Demikian, harapan saya maka dari pada itu kritik dan saran dari pembaca sangat saya harapkan terutama saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penulisan ke depannya bagi saya, semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi kita semua, amin.

Pontianak, 2011



Penulis,






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
       A. Latar belakang................................................................................... 1
      1. Sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia............................... 2
      2. Bahasa yang mempengaruhi Bahasa Indonesia............................. 4
                   B. Permasalahan...................................................................................... 5
                   C. Tujuan................................................................................................ 5
       D. Manfaat masalah................................................................................ 6
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 7
A. Pengertian kesalahan berbahasa........................................................ 7
B. Proses Terjadinya Kesalahan Berbahasa.......................................... 10
C. Beberapa Pandangan terhadap Kesalahan Berbahasa..................... 12
D. Tujuan dan Manfaat Analisis Kesalahan Berbahasa....................... 16
E. Data Kebahasaan Analisis Kesalahan Berbahasa............................ 16
F. Data dan Metode Akses.................................................................. 18
G. Prosedur Analisis Kesalahan Berbahasa.......................................... 19
H. Jenis Kesalahan Berbahasa.............................................................. 21
BAB III PENUTUP................................................................................................ 22
      A.Kesimpulan........................................................................................ 22
      B.Saran................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 24





BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar belakang
Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Kebenaran berbahasa akan berpengaruh terhadap kebenaran informasi yang disampaikan. Berbagai fenomena yang berdampak buruk pada kebenaran berbahasa yang disesuaikan dengan kaidahnya, dalam hal ini berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal penggunaan Bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Kendala yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi, integrasi, campur kode, alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.Berbahasa yang baik yang menempatkan pada kondisi tidak resmi atau pada pembicaraan santai tidak mengikat kaidah bahasa di dalamnya. Ragam berbahasa seperti ini memungkinkan munculnya gejala bahasa baik interferensi, integrasi, campur kode, alih kode maupun bahasa gaul. Dewasa ini pemakaian Bahasa Indonesia baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dunia film mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar. Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman. Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Dewasa ini, bahasa prokem mengalami pergeseran fungsi dari bahasa rahasia menjadi bahasa gaul. Dalam konteks kekinian, bahasa gaul merupakan dialek bahasa Indonesia non-formal yang terutama digunakan di suatu daerah atau komunitas tertentu. Penggunaan bahasa gaul menjadi lebih dikenal khalayak ramai setelah Debby Sahertian mengumpulkan kosa-kata yang digunakan dalam komunitas tersebut dan menerbitkan kamus yang bernama Kamus Bahasa Gaul pada tahun 1999.

1.Sejarah dan Perkembangan Bahasa Indonesia
a.  Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia yang sekarang sebagai bahasa persatuan dan Bahasa Negara secara historis berasal dari bahasa Melayu. Awalnya bahasa Melayu dipakai di daerah Riau dan sekitarnya. Selanjutnya meluas ke seluruh pelosok Nusantara. Meluasnya bahasa Melayu disebabkan oleh status bahasa pada zaman Kerajaan Sriwijaya yang menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kerajaan. Selain itu, jasa pedagang dan pelaut yang menggunakan bahasa Melayu sebagai alat komunikasi antarsuku, antarbudaya, dan antarpulau. Sejak saat itu bahasa Melayu menjadi Lingua Franca.
b. Alasan Pemilihan Bahasa Melayu sebagai Dasar Pembentukan Bahasa Indonesia
1.      Dibanding dengan bahasa Jawa, walaupun pemakai bahasa Jawa lebih banyak tetapi bukanlah bahasa Jawa yang dipilih sebagai dasar pembentukan bahasa Indonesia.
2.      Hal itu disebabkan karena penutur bahasa Jawa hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa saja, berbeda dengan bahasa Melayu yang dipakai tersebar di seluruh pelosok Nusantara, terutama di daerah pantai berdekatan dengan pelabuhan. Dengan dipilihnya bahasa Melayu sebagai dasar pembentukan bahasa Indonesia, maka upaya untuk menasionalkan bahasa Melayu lebih mudah dan praktis.
3.      Bahasa Melayu memiliki sifat kedemokratisan bahasa. Hal itu ditandai dengan tidak adanya tingkatan-tingkatan/jenjang dalam pemakaian bahasa (unggah-ungguh). Hal tersebut sangat cocok dengan kecenderungan masyarakat Indonesia yang bercorak tidak menonjolkan tingkatan/kasta.
4.      Bahasa Melayu lebih terbuka dan mudah disesuaikan dengan perkembangan zaman dan pengaruh dari luar.
c. Kelahiran Bahasa Indonesia
Kelahiran secara Politis Bahasa Melayu semakin lama semakin kaya dengan adanya pengaruh dari berbagai bahasa lain sampai menjelang akhir tahun 1928 secara resmi masih tetap bernama bahasa Melayu, walaupun dari segi fungsinya sudah tidak lagi mencerminkan sebagai bahasa daerah. Atas dasar kesadaran para pemuda akan pentingnya bahasa sebagai alat pemersatu bangsa, maka dalam Kongres Pemuda di Jakarta tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan ikrar politik yang disebut Sumpah Pemuda, Kelahiran secara Yuridis
Sumpah Pemuda
  Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe bangsa Indonesia
 Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertanah air yang satu tanah air Indonesia
Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean bahasa Indonesia

Sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda tersebut berarti secara resmi Bahasa Indonesia terlahir. Namun demikian, karena kelahiran itu terwujud dalam rangka ikrar politis, maka kelahiran tersebut juga disebut kelahiran secara politis, Kelahiran Bahasa Indonesia secara Yuridis.
Upaya pemuda mengusir penjajah dengan modal semangat persatuan akhirnya membuahkan hasil berupa kemerdekaan bangsa Indonesia yang diproklamasikan oleh Bung Karno dan Bung Hatta (atas nama bangsa Indonesia) tanggal 17 Agustus 1945. sehari kemudian, tanggal 18 Agustus 1945 (UUD 45) diundangkan, yang salah satu pasalnya, yakni Bab XV pasal 36 Berbunyi: Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Dengan demikian, Bahasa Indonesia secara resmi, secara yuridis, telah dinyatakan sebagai bahasa Negara dan bahasa Resmi.






2. Bahasa yang Mempengaruhi Bahasa Indonesia
a.   Bahasa Sansekerta
Bahasa Sansekerta masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya budaya dan agama Hindu ke Indonesia yang terjadi pada abad ke-5 dan mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-7. Kata-kata bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Sansekerta berkaitan dengan agama, budaya, nama-nama yang bersifat monumental, semboyan, ajaran, dan sebagainya.Contoh: negara, raja, bangsa, permaisuri, singgasana, agama, dewa, pujangga, sorga, dll. Pengaruh bahasa Sansekerta yang masih dipakai adalah akhiran –wan, -man, dan –wati (budayawan, seniman, seniwati, karyawati).
b. Bahasa Arab
Masuknya bahasa Arab bersamaan masuknya budaya dan agama Islam yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab, baik berasal dari Hadramaut maupun Persi pada akhir abad ke-15. kata-kata bahasa Arab kebanyakan berkaitan dengan kehidupan keagamaan Islam.
Contoh: akhlak, akhir, azab, akhirat, khotbah, zakat, sholat, dll.
c. Bahasa Belanda
Masuknya bahasa Belanda bersamaan dengan masuknya bangsa Belanda ke Indonesia mulai abad ke-17. Kedatangan mereka awalnya bertujuan mencari rempah-rempah kemudian meluas memonopoli perdagangan, dan akhirnya menguasai wilayah kita sebagai daerah jajahan. Contoh: atret, asisten, amtenar, advokat, arsip, abonemen, gubernur, residen, provinsi, kondektur, masinis, sopir, sepur, bangku, buku, lampu, sekolah, resep, prangko, wesel, eksemplar, rusak, sakelar, bolam, blangko, tas, handok, potlot, grip, dll.
d. Bahasa Inggris
Pengaruh bahasa Inggris terjadi setelah bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia. Pada saat masih bernama bahasa Melayu pengaruh itu tidak terjadi, karena bangsa Inggris tidak pernah berkuasa di Indonesia, kecuali di daerah Bengkulu. Berbeda dengan bahasa Sansekerta, bahasa Arab, dan bahasa Belanda yang masuk ke bahasa Melayu lewat kontak budaya, agama, politik penjajahan, maka bahasa Inggris masuk ke bahasa Indonesia melalui jalur ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya analisis, tesis, sintesis, hipotesis, struktural, ideal, instruksional, manajemen, akuntan, dll.



e. Bahasa Asing Lain
Bahasa Portugis          : lentera, bendera, jendela, lemari, dll.
Bahasa Tamil               : logam, mempelam, pualam, gembala
Bahasa Perancis          : trotoar, abator, urinoar, salut
Bahasa Parsi                : pasar, kenduri, peduli
Bahasa China              : bakmi, bakso, bakwan, capjae, taoge
Bahasa Jepang             : kimono, judo, taiso, karate, samurai
f. Bahasa Daerah
Bahasa Jawa                : bisa, lestari, rampung, lugu, tempe
Bahasa Sunda             : nyaho, oncom
Bahasa Banjar             : gambut
Bahasa Irian                : koteka
Bahasa Batak              : horas
Bahasa Minang           : rendang, inang, datuk
Bahasa Palembang      : mpek-mpek  

B .Permasalahan
Permasalahan dalam menulis makalah ini terutama terkait penggunaan bahasa yang kurang baik dan benar tidak lain dan tidak bukan karena pengaruh bahasa gaul dan bahasa asing yang sering digunakan oleh orang-orang tertentu dan para kaum remaja di masa kini sehingga mereka mengira dan menganggap bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa yang baik dan benar sebagai contoh:
TABEL. I.1
PERBANDINGAN BAHASA
Bahasa Indonesia
Bahasa Gaul Remaja
Teman
Temen,plen,friend,sob
Tidak
Kagak,ndak,tadak
Kamu
Bro,loe,you

C.  Tujuan    
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh mana Bahasa Indonesia tersebut di terapkan,ternyata masih jauh dari harapan malah lebih banyak menggunakan bahasa gaul dan bahasa asing di bandingkan harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar,di tambah lagi dewasa ini pengaruh arus globalisasi yang sangat pesat dan mengakibatkan dampak yang sangat pesat bagi kalangan anak-anak remaja saat ini,bahkan di kalangan orang-orang tua,yang lebih parah lagi adalah di lingkungan pemerintapun sering menggunakan bahasa yang tidak baik dan benar.Dari pada itu untuk menerapkan bahasa yang baik dan benar adalah mulailah dari diri sendiri secara pribadi dan kesadaran akan pengunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar di mana sesuai dengan kiat-kiat yang telah di tetapkan dalam Sumpah Pemuda secara Yuridis.
D. Manfaat masalah
Manfaat dari masalah tersebut adalah,kita biasa mengetahui perkembangan Bahasa Indonesia di Zaman sekarang,meski Bahasa yang digunakan jauh dari pada harapan dan komitmen yang telah di sepakati dalam sumpah pemuda khususnya poin yang ketiga,sejauh ini saya sebagai penyusun atau penulis sangat prihatin dengan perkembangan Bahasa Indonesia yang terjadi sekarang masih banyak kalangan remaja dan orang tua belum benar-benar mengetahui dan memiliki kesadaran dalam berbahasa, baik secara lisan maupun secara  tulisan betapa pentingnya Bahasa yang baik dan benar bagi kita semua.















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Kesalahan Berbahasa
Dalam bukunya yang berjudul “Common Error in Language Learning” H.V. George mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan (unwanted form) khususnya suatu bentuk tuturan yang tidak diinginkan oleh penyusun program dan guru pengajaran bahasa. Bentuk-bentuk tuturan yang tidak diinginkan adalah bentuk-bentuk tuturan yang menyimpang dari kaidah bahasa baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Albert Valdman yang mengatakan bahwa yang pertama-tama harus dipikirkan sebelum mengadakan pembahasan tentang berbagai pendekatan dan analisis kesalahan berbahasa adalah menetapkan standar penyimpangan atau kesalahan. Sebagian besar guru Bahasa Indonesia menggunakan kriteria ragam bahasa baku sebagai standar penyimpangan.
Pengertian kesalahan berbahasa dibahas juga oleh S. Piet Corder dalam bukunya yang berjudul Introducing Applied Linguistics. Dikemukakan oleh Corder bahwa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa adalah pelanggaran terhadap kode berbahasa. Pelanggaran ini bukan hanya bersifat fisik, melainkan juga merupakan tanda kurang sempurnanya pengetahuan dan penguasaan terhadap kode. Si pembelajar bahasa belum menginternalisasikan kaidah bahasa (kedua) yang dipelajarinya. Dikatakan oleh Corder bahwa baik penutur asli maupun bukan penutur asli sama-sama mempunyai kemugkinan berbuat kesalahan berbahasa. Berdasarkan berbagai pendapat tentang pengertian kesalahan berbahasa yang telah disebutkan di atas, dapatlah dikemukakan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia adalah pemakaian bentuk-bentuk tuturan berbagai unit kebahasaan yang meliputi kata, kalimat, paragraf, yang menyimpang dari sistem kaidah bahasa Indonesia baku, serta pemakaian ejaan dan tanda baca yang menyimpang dari sistem ejaan dan tanda baca yang telah ditetapkan sebagaimana dinyatakan dalam buku Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Adapun sistem kaidah bahasa Indonesia yang digunakan sebagai standar acuan atau kriteria untuk menentukan suatu bentuk tuturan salah atau tidak adalah sistem kaidah bahasa baku. Kodifikasi kaidah bahasa baku dapat kita lihat dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Karakteristik bahasa baku antara lain adalah sebagai berikut.
1. Penggunaan konjungsi-konjungsi seperti bahwa, karena secara konsisten dan eksplisit.
1.      Penggunaan partikel kah dan pun secara konsisten.
2.      Penggunaan fungsi gramatikal secara eksplisit dan konsisten.
3.      Penggunaan meN- dan ber- secara konsisten.
4.      Penggunaan pola frase verbal aspek+agen+verba secara konsisten, misalnya Surat ini sudah saya baca. Bandingkan dengan bentuk yang sudah baku Surat ini saya sudah baca.
5.      Penggunaan konstruksi yang sintetis, misalnya mobilnya bandingkan dengan bentuk yang tidak baku dia punya mobil, membersiihkan bandingkan dengan bentuk tidak baku bikin bersih, memberi tahu bandingkan dengan bentuk tidak baku kasih tahu.
6.      Terbatasnya jumlah unsur leksikal dan gramatikal dari dialek-dialek regional dan bahasa-bahasa daerah yang masih dianggap asing.
7.      Pengunaan popularitas tutur sapa yang konsisten, misalnya saya-tuan, saya- saudara.

Pengunaan unsur-unsur leksikal yang baku, misalnya:
TABEL I.2
Leksikal baku
Leksikal tidak baku
Mengapa
kenapa
Begini
gini
Berkata
bilang
Tidak
nggak
Tetapi
tapi
Senin
Senen
Rabu
Rebo
Kamis
Kamis
Jumat
Jum’at
Sabtu
Saptu
Daripada
ketimbang
Senyampang
mumpung
Seperti
Kayak
oleh karena itu
makanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar